Rabu, 28 Maret 2012

PENALARAN



Penalaran merupakan proses pengambilan kesimpulan berdasarkan proposisi – proposisi yang mendahuluinya.

Contoh :
Logam 1 dipanasi dan memuai
Logam 2 dipanasi dan memuai
Logam 3 dipanasi dan memuai
Logam 4 dipanasi dan memuai
Logam 5 dipanasi dan memuai

Dan seterusnya

Jadi kesimpulannya : semua logam yang dipanasi memuai.

Ada juga yang berpendapat bahwa penalaran itu adalah suatu kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran. Penalaran merupakan proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan.

Ciri-ciri Penalaran :

1.     Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika( penalaran merupakan suatu proses berpikir logis ).
2.     Sifat analitik dari proses berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara analitik.

Pada sebuah penalaran itu terdapat 2 jenis yaitu :

1.     Deduktif yang berujung pada rasionalisme
2.     Induktif yang berujung pada empirisme

PENALARAN INDUKTIF

Penalaran induktif adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Prosesnya disebut induksi.

Penalaran induktif dapat berbentuk generalisasi, analogi, atau hubungan sebab akibat. Generalisasi adalah proses berpikir berdasarkan hasil pengamatan atas sejumlah gejala dan fakta dengan sifat-sifat tertentu mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa itu. Analogi merupakan cara menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan terhadap sejumlah gejala khusus yang bersamaan. Hubungan sebab akibat ialah hubungan ketergantungan antara gejala-gejala yang mengikuti pola sebab akibat, akibat sebab, dan akibat-akibat.

Contohnya dalam menggunakan preposisi spesifik seperti:

Es ini dingin. (atau: Semua es yang pernah kusentuh dingin.)
Bola biliar bergerak ketika didorong tongkat. (atau: Dari seratus bola biliar yang didorong tongkat, semuanya bergerak.)

Untuk membedakan preposisi umum seperti:

Semua es dingin.
Semua bola biliar bergerak ketika didorong tongkat.

Induksi kuat:

Semua burung gagak yang kulihat berwarna hitam.

Induksi lemah:

Aku selalu menggantung gambar dengan paku.
Banyak denda mengebut diberikan pada remaja.

Contoh lainnya adalah :

- Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
- Ikan paus berdaun telinga biak dengan melahirkan.

Jadi Kesimpulnnya :
Semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.

PENALARAN DEDUKTIF

Penalaran Deduktif, yaitu adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan.

Macam-Macam Silogisme di dalam Penalaran Deduktif:

Di dalam penalaran deduktif terdapat entimen dan 3 macam silogisme, yaitu silogisme kategorial, silogisme hipotesis dan silogisme alternatif


 Silogisme Kategorial

Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.
Silogisme kategorial terjadi dari tiga proposisi, yaitu:

Premis umum : Premis Mayor (My)
Premis khusus : remis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)

Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.

Contoh:
Contoh silogisme Kategorial:

My : Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA
Mn : Saya adalah mahasiswa 
K    : Saya lulusan SLTA


 Silogisme Hipotesis

Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.

Konditional hipotesis yaitu, bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.

Contoh :

My : Jika tidak ada makanan, manusia akan kelaparan.
Mn : Makanan tidak ada.
K : Jadi, Manusia akan Kelaparan.


 Silogisme Alternatif

Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.

Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.

Contoh 

My : Kakak saya berada di Bandung atau Jakarta.
Mn : Kakak saya berada di Bandung.
K : Jadi, Kakak saya tidak berada di Jakarta.

Entimen

Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.

Contoh:

– Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
– Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.

Contoh kalimat deduktif :

Ada beberapa penyebab kemacetan di Jakarta. Pertama, jumlah armada yang banyak tidak seimbang dengan ruas jalan yang ada. Kedua, kedisiplinan pengendara kendaraan sangatlah minim. Ketiga, banyak tempat yang memunculan gangguan lalu lintas, misalnya pasar, rel kereta api, pedagang kaki lima, halte yang tidak difungsikan, banjir, dsb. Keempat, kurang tegasnya petugas yang berwewenang dalam mengatur lalu lintas serta menindak para pelanggar lalu lintas.

Contoh lainnya adalah :

- Laptop adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi

-DVD Player adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi

Jadi kesimpulan :

Semua barang elektronik membutuhkan daya listrik untuk beroperasi


Kamis, 22 Maret 2012

KONVENSI NASKAH


     Konvensi naskah adalah penulisan sebuah naskah berdasarkan ketentuan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati.Kelaziman dan kesepakatan ini cenderung menjadi aturan baku dan digunakan oleh para akademisi di perguruan tinggi. Namun ,penulisan naskah ilmiah tidak sebatas pada kegiatan akademis di perguruan tinggi. Para professional dalam berbagai lembaga pemerintah dan swasta, baik di dalam maupun di luar negeri cenderung menggunakan model naskah yang sudah lazim atau berdasarkan konvensi.


     Dalam pembuatan naskah yang baik tergantung dari kerangka karangan yang telah digarap sebelumnya, beserta perincian-perinciannya yang telah dilakukan kemudian. Perincian dari kerangka karangan akan menghasilkan suatu bab-bab dan sub-sub bab. Dari bab-bab dan sub-sub bab ini akan menghasilkan pokok-pokok pikiran atau gagasan utama dalam sebuah paragraf atau alinea. Dalam pembuatan naskah yang baik juga kita harus memperhatikan struktur kalimat dan pilihan kata (diksi) yang dibuat sedemikian rupa, sehingga apa yang kita tulis itu jelas, teratur dan menarik.


      Namun, ada hal yang lebih penting dari semua hal yang  telah diuraikan di atas. Sebuah karangan juga menuntut suatu persyaratan lain yaitu persyaratan formal; bagaimana supaya bentuk atau wajah dari karangan itu, sehingga kelihatan tampak lebih indah dan menarik. Persyaratan formal ini meliputi bagian-bagian pelengkap dan kebiasaan-kebiasaan yang harus diikuti dalam dunia kepenulisan. Semua persyaratan ini secara umum disebut dengan konvensi naskah. Konvensi naskah adalah penulisan sebuah naskah berdasarkan ketentuan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati. 
Dari segi persyaratan formal ini, dapat dibedakan lagi karya yang dilakukan secara formal, semi-formal, dan non-formal. Yang dimaksud dengan formal adalah bahwa suatu karya memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut oleh konvensi. Sebaliknya, semi-formal yaitu bila sebuah karangan tidak memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut konvensi. Sedangkan non-formal yaitu bila bentuk sebuah karangan tidak memenuhi syarat-syarat formalnya.
Pada konvensi naskah ini salah satu contohnya adalah “ Karya Ilmiah “, Karya Ilmiah merupakan karya tulis yang disusun oleh seorang penulis berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukannya.
    Karya ilmiah juga biasa disebut karangan ilmiah. Menurut Brotowidjoyo karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodolog penulisan yang baik dan benar.
Adapun jenis karangan ilmiah yaitu:
1. Makalah:
Karya tulis yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif (menurut bahasa, makalah berasal dari bahasa Arab yang berarti karangan).
2. Kertas kerja:
Makalah yang memiliki tingkat analisis lebih serius, biasanya disajikan dalam lokakarya.
3. Skripsi:
Karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasar pendapat orang lain.
4. Tesis:
Karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi.
5. Disertasi:
Karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasar data dan fakta yang sahih dengan analisi yang terinci.
Menurut http://www.geocities.com/liacybercampus/pedomanskripsi, karya ilmiah ada dua jenis, yaitu :
a. Karangan ilmiah,
Yaitu salah satu jenis karangan yang berisi serangkaian hasil pemikiran yang
diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya.
b. Laporan ilmiah,
Yaitu suatu wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan ini dapat berbentuk lisan dan dapat berbentuk tulisan. Laporan yang disampaikan secara tertulis merupakan suatu karangan.. Jika laporan ini berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis karangan ilmiah. Dengan kata lain, laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan telnologi yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada orang-orang tertentu dan dalam kesempatan tertentu.
Dibawah ini saya akan memberikan salah satu contoh ” Petunjuk atau Format Penulisan Ilmiah dan  “ :


INILAH CONTOH PETUNJUK ATAU FORMAT PENULISAN ILMIAH


TUJUAN

Tujuan pembuatan Penulisan Ilmiah adalah melatih mahasiswa untuk dapat menguraikan dan membahas suatu permasalahan secara  ilmiah dan dapat menuangkannya secara ilmiah dan menuangkannya secara teoritis, jelas dan sistematis.

ISI DAN MATERI

Isi dari Penulisan Ilmiah diharapkan memenuhi aspek-aspek di bawah ini :
1. Relevan dengan jurusan dari mahasiswa yang bersangkutan.
2. Mempunyai pokok permasalahan yang jelas.
3. Masalah dibatasi, sesempit mungkin.

STRUKTUR PENULISAN ILMIAH

Susunan struktur Penulisan Ilmiah adalah sebagai berikut :
1. Bagian Awal
2. Pendahuluan
3. Tinjauan Pustaka / Landasan Teori.                
4. Hasil Penelitian dan Analisa /Pembahasan dan Analisa     
5. Kesimpulan (& Saran)                           
6. Bagian akhir

Pada No.3,4, dan 5 merupakan Bagian Pokok      


1. Bagian Awal

    Bagian Awal, terdiri atas :
-   Halaman Judul
   Ditulis sesuai dengan cover depan Penulisan Ilmiah standar Universitas Gunadarma.
-   Lembar Pengesahan
   Dituliskan Judul PI, Nama, NPM, NIRM, Tanggal Sidang, Tanggal Lulus, dan tanda tangan pembimbing, koordinator PI, serta Ketua Jurusan.
-   Abstraksi
    Berisi ringkasan dari penulisan. Maksimal 1 halaman.
-   Kata Pengantar
    Berisi ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut berperan dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan ilmiah (a.l. Rektor, Dekan, Ketua Jurusan, Pembimbing, Perusahaan, dll ).
-   Daftar Isi
-   Daftar Tabel                   
-   Daftar Gambar               
-   Daftar Lampiran                      

NB : kalau ada daftar tabel dan daftar gambar ,boleh dicantumkan

2. Pendahuluan

    Pendahuluan menguraikan pokok persoalan. Terdiri dari :

-   Latar Belakang Masalah 
    Menguraikan mengapa penulis sampai kepada pemilihan topik permasalahan yang bersangkutan.
-   Rimusan Masalah ( boleh ada, boleh tidak )
-   Masalah dan Pembatasan Masalah
    Memberikan batasan  yang jelas bagian mana dari persoalan yang dikaji dan bagian mana yang tidak.
-   Tujuan Penulisan
    Menggambarkan hasil-hasil yang diharapkan dari penelitian ini dengan memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti.
-   Metode Penelitian
    Menjelaskan cara pelaksanaan kegiatan penelitian, mencakup cara pengumpulan data, alat yang digunakan dan cara analisa data.
    Jenis-Jenis Metode Penelitian :
a. Studi Pustaka     : Semua bahan diperoleh dari buku-buku dan/atau jurnal.
b. Studi Lapangan : Data diambil langsung di lokasi penelitian.
c. Gabungan     : Menggunakan gabungan kedua metode di atas.
(Bila penulis melakukan Praktek Kerja, laporan ditulis menurut format penulisan ilmiah).
-   Sistematika Penulisan
    Memberikan gambaran umum dari bab ke bab isi dari Penulisan Ilmiah.

3. Landasan Teori (untuk yang melakukan penelitian)

    Menguraikan teori-teori yang menunjang penulisan / penelitian, yang bisa diperkuat dengan menunjukkan hasil penelitian sebelumnya.

4. Gambaran Umum Perusahaan (untuk yang melakukan penelitian / kerja praktek di perusahaan)

    Menguraikan secara singkat profil perusahaan tempat dilakukannya kerja praktek / penelitian. Dibuat bab sendiri (tidak termasuk dalam landasan teori).

5. Hasil Penelitian dan Analisa

    Bagian ini dapat dipecah menjadi beberapa bab ( misalnya Bab III dan Bab IV ) tergantung kebutuhan :

-   Hasil Penelitian (Analisa Perusahaan)
    Menguraikan hasil penelitian yang mencakup semua aspek yang terkait dengan penelitian.

-   Analisa dan Pembahasan
    Membahas tentang keterkaitan antar faktor-faktor dari data yang diperoleh dari masalah yang diajukan kemudian menyelesaikan masalah tersebut dengan metode yang diajukan dan menganalisa proses dan hasil penyelesaian masalah.

6. Kesimpulan (dan Saran)

    Bab ini bisa terdiri dari Kesimpulan saja atau ditambahkan Saran.
-   Kesimpulan
    Berisi jawaban dari masalah yang diajukan penulis, yang diperoleh dari penelitian.
-   Saran
    Ditujukan kepada pihak-pihak terkait, sehubungan dengan hasil penelitian.


7. Bagian Akhir

-   Daftar Pustaka
    Berisi daftar referensi (buku, jurnal, majalah, dll), yang digunakan dalam penulisan.
-   Daftar Simbol
    Berisi deretan simbol-simbol yang digunakan di dalam penulisan, lengkap dengan keterangannya.

-         Lampiran
    Penjelasan tambahan, dapat berupa uraian, program, gambar, perhitungan-perhitungan, grafik, atau tabel, yang merupakan penjelasan rinci dari apa yang disajikan di bagian-bagian terkait sebelumnya.

TEKNIK PENULISAN

1. Penomoran Bab serta subbab

-   Bab dinomori dengan menggunakan angka romawi.
-   Subbab dinomori dengan menggunakan angka latin dengan mengacu pada nomor bab/subbab dimana bagian ini terdapat.
    II ………. (Judul Bab)
    2.1 ………………..(Judul Subbab)
    2.2 ………………..(Judul Subbab)
    2.2.1 ………………(Judul Sub-Subbab)
-   Penulisan nomor dan judul bab di tengah dengan huruf besar, ukuran font 14, tebal.
-   Penulisan nomor dan judul subbab dimulai dari kiri, dimulai dengan huruf besar, ukuran font 12, tebal.

2. Penomoran Halaman

-   Bagian Awal, nomor halaman ditulis dengan angka romawi huruf kecil (i,ii,iii,iv,…).Posisi di tengah bawah (2 cm dari bawah). Khusus untuk lembar judul dan lembar pengesahan, nomor halaman tidak perlu diketik, tapi tetap dihitung.
-   Bagian Pokok, nomor halaman ditulis dengan angka latin. Halaman pertama dari bab pertama adalah halaman nomor satu. Peletakan nomor halaman untuk setiap awal bab di bagian bawah tengah, sedangkan halaman lainnya di pojok kanan atas.
-   Bagian akhir, nomor halaman ditulis di bagian bawah tengah dengan angka latin dan merupakan kelanjutan dari penomoran pada bagian pokok.


3. Judul dan Nomor Gambar / Grafik / Tabel

-   Judul gambar / grafik diketik di bagian bawah tengah dari gambar. Judul tabel diketik di sebelah atas tengah dari tabel.
-   Penomoran tergantung pada bab yang bersangkutan, contoh : gambar 3.1 berarti gambar pertama yang aga di bab III.

4. Penulisan Daftar Pustaka

-   Ditulis berdasarkan urutan penunjukan referensi pada bagian pokok tulisan ilmiah.
-   Ditulis menurut kutipan-kutipan
-   Menggunakan nomor urut, jika tidak dituliskan secara alfabetik
-   Nama pengarang asing ditulis dengan format : nama keluarga, nama depan.
    Nama pengarang Indonesia ditulis normal, yaitu : nama depan + nama keluarga
-   Gelar tidak perlu disebutkan.
-   Setiap pustaka diketik dengan jarak satu spasi (rata kiri), tapi antara satu pustaka dengan pustaka lainnya diberi jarak dua spasi.
-   Bila terdapat lebih dari tiga pengarang, cukup ditulis pengarang pertama saja dengan tambahan ‘et al’.
-   Penulisan daftar pustaka tergantung jenis informasinya yang secara umum memiliki urutan sebagai berikut :
    Nama Pengarang, Judul karangan (digarisbawah / tebal / miring), Edisi, Nama Penerbit, Kota Penerbit, Tahun Penerbitan.
-   Tahun terbit disarankan minimal tahun 2000

Contoh :

Buku :

[1].Date, C.J., An Introduction To Database Systems, 6th ed., Addison Willey Publishing Wesley Company, Inc., Reading Massachusetts, 2000.

Anonim :

[1].Anonim, Sistem Pemerintahan di Indonesia, cetakan pertama, PT. Gunung Agung, Jakarta 1983.

    Majalah / Jurnal :

[1].Cattell R.G.G. and Skeen.J. “Object Operation Benchmark”. ACM Trans. Database Systems, 17, 1992, pp. 1 - 31.
(Jika ada, nama dan kota penerbit dapat dicantumkan di antara volume dan halaman, nama jurnal digarisbawah / tebal / miring).

Lebih dari tiga penulis :

[1]       Stoica, I, et all., “A Proportional Share Resource Allocation Algorithm for Real-Time, Time-Shared Systems”, In Proceedings Real-Time Systems Symposium, IEEE Comp. Press, Desember, 1996, hlm. 288 - 299.

Artikel :
    [1] N.L. Owsley, “Sonar array processing”, in Array Signal Processing, S. Haykin, Ed.,
         Englewood Cliffs, NJ:Prentice_Hall, 1985, ch. 3,pp.115-193.
Internet :
    [1] Galagher, P.R.Jr., “A guide to understanding audit in trusted system”,
         Atau

5.     Pengutipan

    Agar pengutipan menjadi sederhana, judul materi yang diacu tidak perlu diletakkan di bagian bawah pada halaman yang bersangkutan, melainkan cukup dengan memberikan nomor urut acuan dari daftar pustaka, sbb :
    ………………..(kutipan)………………… [3].à berarti kutipan diambil dari buku ke tiga dari daftar pustaka.
-   Jika kutipan kurang atau sama dari tiga baris, bagian awal dan akhir kutipan diberi tanda kutip, spasi tetap biasa.
-   Kutipan yang lebih panjang dari tiga baris tidak perlu diberi tanda kutip, tapi diketik dengan jarak satu spasi dengan indent yang lebih dalam 7 ketuk pada bagian kiri.

6. Format Pengetikan

-   Menggunakan kertas ukuran A4.
-   Margin          Atas  : 4 cm                   Bawah        : 3 cm
                         Kiri   : 4 cm                   Kanan         : 3 cm
-   Jarak spasi : 1,5 (khusus ABSTRAKSI hanya 1 spasi)
-   Jenis huruf (Font) : Times New Roman.               
-   Ukuran / variasi huruf     : Judul Bab 14 / Tebal + Huruf Besar
                                      Isi            12 / Normal
                                     Subbab     12 / Tebal

7.     Hasil Penulisan / Kerja Praktek harus :

-         Diseminarkan dengan membawa ringkasan yang sudah ditransparansikan
-         Dijilid berbentuk buku dengan jumlah halaman paling sedikit 12 (dua belas) halaman tidak termasuk cover, halaman judul, daftar isi, kata pengantar dan daftar pustaka
-         Diketik dengan menggunakan Word Processor (MS-Word minimal versi 6 atau ’97)
-         Dicetak dengan printer (dianjurkan dengan LASER PRINTER)


8.     Ketentuan Isi Disket Untuk  PI yang diserahkan ke Perpustakaan

a.     Format penulisan file harus dalam bentuk *.PDF ( bukan *.DOC ) untuk angkatan yang
Lulus sidang tahun 2003 keatas

b.     Susunan Isi File Penulisan terdiri dari :
1.     COVER
2.     LEMBAR PENGESAHAN             
3.     KATA PENGANTAR
                 4.  BAB                           
5       ABSTRAKSI
6       DAFTAR ISI           
DAFTAR TABEL              
DAFTAR GAMBAR                                        
          7.  DAFTAR PUSTAKA
          8.  LAMPIRAN                  
     LISTING PROGRAM                              

NB : -  pada no. 1 dan 2 file boleh terpisah atau boleh dalam 1 file
        -  pada no. 4 file harus terpisah untuk setiap Bab.  (1file untuk setiap Bab)
        -  pada no. 5, 6, dan 7   File harus terpisah

c.      Ketentuan Untuk HARD COVER .
      Di punggung Hard Cover diberi/dituliskan :      
          - Judul PI
                - NPM
- Nama Mahasiswa
          - Tahun Penulisan

Referensi :